Aesop (diucapkan Æsop, dari bahasa
Yunani Αá¼´σωπος—AisÅpos) dikenal karena cerita-cerita fabel yang dianggap
berasal dari dia. Berbagai macam kumpulan fabel dari Aesop masih diajarkan
sebagai pendidikan moral dan digunakan sebagai subyek dari berbagai macam
hiburan, khususnya dalam drama anak-anak dan kartun.
Umumnya yang kita kenal sebagai
Aesop fabel adalah kumpulan cerita dari berbagai macam sumber yang berasal dari
pengarang yang hidup sebelum Aesop ada.
Aesop sendiri dikatakan mengarang
banyak cerita fabel yang kemudian diceritakan turun-temurun dari mulut ke
mulut. Socrates (salah satu pemikir di jaman kuno) diperkirakan menghabiskan
waktunya saat di penjara dengan mengubah Aesop fabel ke dalam bentuk sajak.
Banyak filsuf dan pemikir-pemikir di jaman setelah Aesop menyatukan kembali
kumpulan cerita tersebut di tahun 300 sebelum masehi, yang kemudian di
terjemahkan ulang ke bahasa latin sekitar tahun 25 sebelum masehi oleh filsuf
lain. Cerita fabel dari kedua koleksi kemudian disatukan adn diterjemahkan
ulang ke bahasa Yunani kembali sekitar tahun 230 setelah masehi, dengan
beberapa tambahan cerita fabel yang dimasukkan dan kemudian di terjemahkan lagi
ke bahasa Arab dan bahasa lain. Kumpulan cerita tersebut selanjutnya diperkaya
dengan cerita-cerita tambahan dari kebudayaaan Arab dan lainnya.
Kehidupan Aesop sendiri kurang
jelas. Dia diperkirakan hidup sebagai budak (pelayan) di Samos sekitar tahun
550 SM, dan asal tempat kelahirannya pun tidak jelas, walaupun banyak negara
sekarang yang mengaku bahwa Aesop lahir di negara tersebut.Edits by jaka gesik
Ahli Perbintangan
Dahulu kala hiduplah seorang tua
yang dipercaya bisa meramal masa depan dengan melihat susunan bintang-bintang
di langit. Dia menyebut dirinya sebagai seorang ahli perbintangan (astrologer)
dan menghabiskan waktunya setiap malam dengan memandangi langit.
Suatu malam saat dia berjalan di
sebuah jalan di pinggiran desa. Matanya menerawang memandangi bintang di atas
langit. Dia mulai memperkirakan dan meramalkan apa yang akan terjadi di masa
depan dari susunan bintang yang dilihatnya, dan saat itu juga tiba-tiba dia
jatuh terperosok ke dalam lubang yang berisikan lumpur dan air.
Di lubang tersebut, sang Ahli
Perbintangan tenggelam oleh lumpur sampai sebatas telinganya, dan dengan panik
Dia berusaha untuk menggapai pinggiran lubang agar dapat memanjat keluar.
Dia lalu berteriak-teriak minta
tolong dalam keadaan panik dan dalam waktu yang singkat orang-orang desa
berlarian untuk datang menolong dan menariknya keluar dari lubang. Salah
seorang diantaranya lalu berkata:
"Kamu selalu berpura-pura bisa
membaca masa depan dengan melihat bintang-bintang, tapi kamu gagal untuk
melihat apa yang ada di bawah kakimu! Mungkin kejadian hari ini akan menjadi
pelajaran agar kamu lebih memperhatikan apa yang ada di depanmu, dan membiarkan
masa depan berjalan dengan sendirinya."
"Apa gunanya dapat membaca
bintang-bintang," kata yang lainnya, "apabila kamu sendiri tidak bisa
melihat apa yang terjadi di dunia?" Edits by jaka gesik
Urus dan perhatikanlah hal-hal yang kecil, sehingga dengan
sendirinya hal-hal yang besar juga akan berjalan dengan baik.
Anak Kambing dan Serigala
Seekor anak kambing yang sangat
lincah telah ditinggalkan oleh penggembalanya di atas atap jerami kandang untuk
menghindari anak kambing itu dari bahaya. Anak kambing itu mencari rumput di
pinggir atap, dan saat itu dia melihat seekor serigala dan memandang serigala
itu dengan raut muka yang penuh dengan ejekan dan dengan perasaan yang penuh
kemenangan, dia mulai mengejek serigala tersebut, walaupun pada saat itu dia
tidak ingin mengejek sang Serigala, tetapi karena dia merasa serigala tersebut
tidak akan dapat naik ke atas atap dan menangkapnya, timbullah keberaniannya
untuk mengejek.
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu." Edits by jaka gesik
Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu secara terus menerus
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu." Edits by jaka gesik
Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu secara terus menerus
Anak Laki-laki dan Setoples Kacang
Seorang anak laki-laki diijinkan
oleh ibunya untuk memasukkan tangannya ke dalam sebuah toples dan mengambil
kacang yang ada di dalamnya. Dan anak laki-laki itu memasukkan tangannya ke
dalam toples untuk mengambil kacang, tetapi karena anak laki-laki itu mengambil
kacang tersebut dengan genggaman yang sangat besar, dia tidak dapat menarik
tangannya keluar, dan disana dia berdiri terus, tidak rela untuk melepaskan
sebiji kacangpun dari genggamannya karena dia ingin mengambil semuanya
sekaligus. Karena rasa penasaran dan kecewa dia mulai menangis.
"Putraku," kata ibunya
,"Ambillah kacang tersebut setengah genggam saja, sehingga kamu akan lebih
mudah mengeluarkan tanganmu dari toples tersebut, dan mungkin kamu akan bisa
memiliki lebih banyak kacang lagi jika kamu mengambilnya berulang-ulang." Edits by jaka gesik
Jangan mengerjakan sesuatu yang terlalu banyak sekaligus.
Jangan mengerjakan sesuatu yang terlalu banyak sekaligus.
Anak Penggembala dan Serigala
Seorang anak gembala selalu
menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh
dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia
selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan
memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan
dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila
dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam
rencana.
Tuannya pernah berkata bahwa apabila
dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil
bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu
berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan
berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak
gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia
berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya,
"Serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang
kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka
dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka
temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu
orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala
itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang
kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala
yang tertawa terbahak-bahak kembali.
Pada suatu sore ketika matahari
mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang
digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu
berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala!" Tetapi
walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang
untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil
menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala,
lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Edits by jaka gesik
Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat
itu mereka berkata benar.
Anak-anak dan katak di kolam
Pada suatu hari, beberapa orang anak
laki-laki bermain-main di pinggiran sebuah kolam di mana pada kolam tersebut
hiduplah beberapa keluarga katak. Anak laki-laki tersebut bermain-main dengan
cara melemparkan batu-batu ke atas permukaan kolam.
Batu-batu yang beterbangan dengan
cepat di atas permukaan kolam membuat anak-anak tersebut tertawa
terbahak-bahak; sedangkan katak-katak yang menghuni kolam tersebut gemetar
ketakutan.
Lalu seekor katak yang paling tua
dan paling berani, mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan berkata, "Oh,
anak-anak, mohon hentikanlah permainan kalian! walaupun permainan kalian
merupakan hiburan bagi kalian, permainan itu bisa menyebabkan kematian bagi
kami!" Edits by jaka gesik
Pertimbangkan dengan baik sebelum melakukan sesuatu, apakah
yang anda anggap sebagai hiburan, tidak akan menyebabkan orang lain menderita.
Angin Utara dan Matahari
Angin Utara dan Matahari berdebat
tentang siapa diantara mereka yang lebih kuat. Sementara mereka berdebat dengan
hebat, seorang pengembara berjalan melewati suatu jalan dengan badan terbungkus
jubah.
"Mari kita buktikan"
kata Matahari, "bahwa yang terkuat diantara kita adalah siapa saja
yang bisa membuat pengembara itu membuka jubahnya. "
"Baiklah," kata Angin
Utara , dan seketika itu juga meniupkan angin kencang yang dingin kepada
pengembara itu.
Dengan hembusan angin yang kencang,
ujung jubah yang dipakai pengembara, tertiup ke belakang. Tetapi ia segera
membungkus erat jubah itu ke tubuhnya, dan semakin kuat angin bertiup, semakin
erat ia membungkus tubuhnya. Angin utara berusaha merobek jubah pengembara itu
dengan tiupan anginnya, namun semua usahanya sia-sia.
Tibalah giliran matahari. Matahari
mulai memancarkan sinarnya. Pada awalnya sinar yang dikeluarkan cukup lembut ,
dan dalam sekejap, kehangatan menggantikan rasa dingin dari Angin Utara. Sang
Pengembara kemudian melonggarkan jubahnya dan membiarkannya tergantung dari
bahunya. Sinar matahari kemudian bersinar lebih terik dan makin terik. Pria itu
melepaskan topinya dan mengusap alisnya yang basah oleh keringat. Akhirnya ia
menjadi kepanasan sehingga ia melepaskan jubahnya, dan untuk menghindari sinar
matahari yang terik, ia berteduh di bawah naungan bayangan pohon di pinggir
jalan. Edits by jaka gesik
Kelembutan lebih unggul dibandingkan kekerasan.
Angsa dan Telur Emas
Dahulu kala, ada seorang petani yang
memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani
tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur
emas yang berkilauan.
Petani tersebut mengambil dan
membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu
yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian
keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang
Angsa hanya memberikan sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak
akan cepat menjadi kaya dengan cara begitu.
Suatu hari, setelah menghitung
uangnya, sebuah gagasan muncul di kepala petani, gagasan bahwa dia akan
mendapatkan semua telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang
Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang
dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat berharga terlanjur mati dipotong. Edits by jaka gesik
Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah,
tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang
dimilikinya.
Anjing dan Bayangannya
Seekor anjing yang mendapatkan
sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin
dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia
menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah
jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing
lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk
berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak
berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung
melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah
berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya
bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang,
dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya. Edits by jaka gesik
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah
Ayam Jantan yang Cerdik dan Rubah yang Licik
Suatu senja saat matahari mulai
tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum
dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok
dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya
menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari
seekor rubah.
"Sudahkah kamu mendengar berita
yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat menyenangkan dan
bersemangat.
"Kabar apa?" tanya sang
Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit gugup,
karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.
"Keluargamu dan keluarga saya
dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan mereka dan
hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai selamanya.
Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu!
Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."
"Bagus sekali!" kata sang
Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang
Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan
kedatangan sesuatu dari kejauhan.
"Apa yang kau lihat?"tanya
sang Rubah sedikit cemas.
"Saya melihat sepasang Anjing
datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan -"
Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih
lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari menjauh.
"Tunggu," teriak sang Ayam
Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah teman-teman
kamu juga!"
"Ya,"jawab Fox. "Tapi
mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya mempunyai
tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."
Ayam jantan itu tersenyum sambil
membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya dan tidur, karena ia telah
berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik. Edits by jaka gesik
Penipu akan mudah untuk ditakut-takuti.
Anjing dan Tiram
Ada seekor anjing yang sangat senang
makan telur. Anjing itu sering masuk ke kandang ayam dan dengan rakusnya
menelan telur ayam bulat-bulat.
Suatu hari, sang Anjing
berjalan-jalan di pinggiran pantai. Anjing tersebut melihat seekor tiram, dan
dalam sekejap sang Anjing menelan bulat-bulat tiram yang disangkanya telur.
Tidak berapa lama kemudian, seperti
yang kita duga, sang Anjing merasakan sakit yang hebat di perutnya.
"Saya akhirnya mengerti bahwa
tidak semua benda yang berbentuk bulat, adalah telur," katanya sambil
mengerang kesakitan. Edits by
jaka gesik
Bertindak terlalu tergesa-gesa, sering mengakibatkan
penderitaan.
Anjing di dalam Kandang Kerbau
Seekor anjing yang tidur pulas di
sebuah kandang sapi yang penuh dengan tumpukan jerami, dibangunkan oleh
kerbau-kerbau yang kelelahan dan kelaparan sehabis bekerja di ladang. Tetapi
sang Anjing tidak membiarkan kerbau-kerbau tersebut mendekati kandang. Anjing
tersebut menggeram-geram dan mengancam menggigit seolah-olah kandang tersebut
penuh dengan daging dan tulang yang semuanya adalah untuk dirinya sendiri.
Kerbau-kerbau tersebut menatap sang
Anjing dengan tatapan jengkel. "Betapa egoisnya dia!" kata salah satu
kerbau. "Dia tidak makan jerami tetapi dia tidak membiarkan kita yang
sudah sangat kelaparan untuk memakan jerami tersebut!"
Saat itulah petani datang. Ketika
dia melihat bagaimana tingkah laku sang Anjing, sang Petani lalu mengambil
sebuah kayu dan mengusir sang Anjing sambil memukulnya karena tingkah lakunya
yang egois dan mementingkan diri sendiri. Edits by jaka gesik
Jangan bertingkah seperti tidak ingin berbagi sesuatu yang
pada dasarnya tidak dapat kamu nikmati sendiri.
Anjing yang Nakal
Ada seekor anjing yang sangat nakal
dan jahat sehingga majikannya mengikatkan sebuah balok yang cukup berat di
lehernya agar orang mengetahui kehadiran anjing tersebut dan bisa menghindari
anjing itu.
Tetapi sang Anjing yang nakal itu
sangat bangga akan kalung dan balok kayu itu, dia bahkan berlari-larian sambil
menyeret-nyeret balok kayu tersebut dengan ributnya untuk menarik perhatian
orang lain. Tetapi tak ada satupun orang yang senang melihat anjing itu.
Seekor anjing lain yang melihatnya
kemudian berkata "Kamu seharusnya lebih bijaksana dan berdiam diri di
rumah agar orang tidak melihat balok yang dikalungkan di lehermu. Apakah kamu
senang bahwa semua orang tahu betapa nakal dan jahatnya kamu?" Edits by jaka gesik
Terkenal karena kebaikan, sangatlah berbeda dengan terkenal
karena kejahatan.
Ayam Yang Berkelahi dan Burung Elang
Di suatu daerah pertanian, hiduplah
dua ekor ayam jantan yang saling bermusuhan dan sering berkelahi antara
keduanya. Pada suatu hari, mereka memulai pertengkaran dan kembali berkelahi,
saling mematuk dan mencakar. Mereka berkelahi terus hingga salah satunya di
kalahkan dan lari menjauh ke sudut untuk bersembunyi.
Ayam jantan yang memenangkan
perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap kandang, dan
mengkepak-kepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan kerasnya
seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang kemenangannya.
Tetapi saat itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan
akhirnya melihat ayam tersebut di atas atap. Burung elang tersebut akhirnya
turun dan menyambar dan menerkam ayam jantan yang jadi pemenang tadi untuk
dibawa ke sarangnya.
Ayam yang satunya yang tadinya
dikalahkan, melihat seluruh kejadian itu dan keluar dari tempat
persembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang di perkelahian tadi. Edits by jaka gesik
Rasa sombong menyebabkan kejatuhan
Babi Hutan dan Rubah
Seekor babi hutan sedang sibuk
mengasah taringnya pada sebuah batang pohon. Bertepatan dengan saat itu, secara
kebetulan lewatlah seekor rubah. Rubah yang suka mengolok-olok teman-teman dan
tetangganya, langsung mengoloknya dengan berpura-pura melihat kesana-kemari,
seolah-olah takut pada musuh yang tidak terlihat. Tetapi sang Babi Hutan tidak
memperdulikan tingkah sang Rubah dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Mengapa engkau melakukan hal
tersebut?" kata sang Rubah dengan senyum mengejek. "Saya tidak
melihat ada musuh dan bahaya di sini."
"Kamu benar, memang sekarang
tidak ada musuh dan bahaya yang mengancam" jawab sang Babi Hutan, "tetapi
ketika musuh benar-benar datang, saya tidak akan sempat mengasah taring saya
lagi seperti sekarang. Saat musuh dan bahaya datang ke sini nantinya,
setidak-tidaknya saya telah memiliki senjata untuk menghadapinya." Edits by jaka gesik
Selalulah siap siaga dan waspada.
Bangau dan Rubah Makan Bersama
Suatu hari seekor rubah memikirkan
rencana untuk mempermaikan temannya - seekor burung bangau yang penampilannya
selalu membuat sang Rubah tertawa.
"Kamu harus datang dan
menikmati makan siang bersamaku hari ini," kata sang Rubah kepada sang
Bangau, sambil tersenyum-senyum karena memikirkan gurauan yang akan diperbuat
olehnya. Sang Bangau dengan senang menerima undangan dari sang Rubah dan datang
pada siang hari itu.
Untuk makan siang, sang Rubah
menyiapkan sup yang disajikan pada piring yang sangat ceper dan hampir datar,
sehingga sang Bangau tidak bisa menikmati sup tersebut, hanya ujung paruhnya
saja yang bisa menyentuh air sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya,
sedangkan sang Rubah menjilati sup tersebut dengan gampangnya sambil
tertawa-tawa hingga sang Bangau menjadi sangat kecewa karena telah
dipermainkan.
Sang Bangau yang lapar dan merasa
tidak senang, tetap berusaha untuk tenang. Lalu kemudian sang Bangau balas
mengundang sang Rubah untuk makan siang keesokan hari di rumahnya.
Keesokan hari, tepat pada saat makan
siang, sang Rubah tiba di rumah sang Bangau yang menyediakan ikan yang sangat
lezat sebagai menunya, tetapi ikan tersebut di sajikan dalam sebuah guci tinggi
yang mempunyai mulut guci yang sempit. Sang Bangau dengan gampang memakan ikan
tersebut dengan paruhnya yang panjang sedangkan sang Rubah hanya bisa menjilati
pinggiran guci sambil mencium lezatnya makanan yang tersaji. Saat sang Rubah
menjadi marah, dengan tenangnya sang Bangau berkata:
Jangan mempermainkan orang karena kamu sendiri pasti tidak
suka untuk dipermainkan. Edits by jaka gesik
Banteng Yang Berkelahi dan Katak di Rawa-rawa
Dua ekor banteng berkelahi dengan
sengitnya di dekat suatu rawa-rawa. Katak tua yang hidup di rawa-rawa menjadi gemetar
ketakutan saat melihat perkelahian sengit itu.
"Apa yang kamu takutkan?"
kata katak yang masih muda.
"Tidakkah kamu melihat,"
balas sang Katak Tua, "bahwa banteng yang kalah akan terdorong menuju ke
rawa-rawa di sini, dan kita semua akan terinjak sampai masuk ke dalam
lumpur?"
Benar apa kata sang Katak Tua itu,
tidak berapa lama kemudian, banteng yang kalah terdorong sampai ke rawa-rawa,
dan telapak kakinya yang besar dan keras tanpa sengaja menginjak beberapa katak
di rawa-rawa tersebut hingga tewas.
Edits by jaka gesik
Saat sesuatu yang besar berkelahi dan terjatuh, yang kecil
turut mengalami penderitaan.
Beruang dan Lebah
Seekor beruang menjelajahi hutan
untuk mencari buah-buahan, menemukan pohon tumbang di mana pada pohon tersebut
terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu. Beruang itu mulai mengendus-endus
dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah
lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu,
sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu. Lebah-lebah
yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang
mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke
dalam lubang batang pohon.
Beruang tersebut menjadi sangat
marah dan seketika itu juga, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan
dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat
seluruh kawanan lebah yg berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang
Beruang. Beruang yang sial itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan
dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai. Edits by jaka gesik
Terkadang lebih bijaksana untuk berdiam diri menahan derita
dari satu luka daripada menambah banyak luka karena mengamuk.
Burung Bangau yang Angkuh
Seekor bangau berjalan dengan
langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air
sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa
di air sebagai sarapan paginya. Saat itu, sungai di penuhi dengan ikan-ikan
yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.
"Saya tak mau makan ikan-ikan
yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak
pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."
Sekarang, seekor ikan yang sedikit
lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.
"Tidak," kata sang Bangau.
"Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan
sebesar itu!"
Saat matahari mulai meninggi,
ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya
berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang
tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di
pinggiran sungai. Edits by jaka
gesik
Jangan bersikap terlalu angkuh dan menolak sesuatu yang
kecil, karena bisa saja kamu tidak mendapatkan apa-apa karena keangkuhanmu.
Burung Elang dan Burung Gagak
Seekor burung Elang, dengan kekuatan
sayapnya menyambar seekor anak domba dengan kukunya dan membawanya pergi jauh
ke angkasa, seekor burung gagak melihat kejadian itu, dan terbayang dibenaknya
sebuah gagasan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk melakukan hal yang sama
dengan burung elang tersebut. Dan dengan membuka sayapnya lebar-lebar kemudian
terbang di udara dengan galaknya, dia meluncur kebawah dan dengan cepat
menghamtam bagian punggung seekor domba, tetapi ketika dia mencoba untuk
terbang kembali dia baru sadar kalau dia tidak bisa mengangkat domba tersebut
dan dia tidak dapat terbang lagi karena kukunya telah terjerat pada bulu domba,
walaupun dia mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu sulit untuk
dilepaskan sehingga dia merasa putus ada dan tetap tinggal di atas punggung
domba tersebut.
Seorang pengembala yang melihat
burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha melepaskan diri,
pengembala itu menyadari apa yang telah terjadi, pengembala itupun berlari dan
segera menangkap burung itu lalu mengikat dan mengurung burung gagak tersebut,
setelah menjelang sore dia memberikan burung gagak itu kepada anak-anaknya di
rumah untuk bermain.
"Betapa lucunya burung
ini!" mereka sambil tertawa, "ini disebut burung apa ayah?"
"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah dia seekor burung elang." Edits by jaka gesik
"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah dia seekor burung elang." Edits by jaka gesik
Jangan biarkan kesombonganmu membuat kamu lupa diri akan
kemampuanmu
Burung Gagak dan Sebuah Kendi
Pada suatu musim yang sangat kering,
dimana saat itu burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk
diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air.
Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi
sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air
yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak
tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul
dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian
menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu
memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam kendipun
berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat
di capai oleh sang burung Gagak. Edits
by jaka gesik
Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada
saat yang tepat.
Burung Lark yang Bersarang di Ladang Gandum
Seekor burung Lark (*burung jenis
ini, tidak membangun sarangnya di pohon, tetapi di permukaan tanah) membangun
sarangnya di permukaan tanah pada suatu ladang gandum. Seiring dengan
berjalannya waktu, gandum ini tumbuh makin tinggi, begitu pula dengan anak-anak
burung Lark yang tumbuh makin kuat. Suatu hari, ketika biji-biji gandum yang
terlihat kuning keemasan terayun-ayun saat tertiup angin, sang Petani dan
anaknya datang ke ladang tersebut.
"Gandum ini telah siap untuk
kita panen," kata sang Petani. "Kita harus memanggil tetangga-tetangga
dan teman-teman untuk membantu kita memanennya."
Anak-anak burung Lark yang masih
muda dan kebetulan mendengar pembicaraan tersebut menjadi takut, karena mereka
mengerti bahwa hidup mereka berada dalam keadaan bahaya apabila mereka tidak
pindah dari sarangnya saat para pemanen datang. Ketika induk burung datang
membawakan mereka makanan, mereka langsung menceritakan apa yang telah mereka
dengarkan.
"Janganlah takut
anak-anakku," kata sang Induk Burung. "Jika petani mengatakan akan
memanggil tetangga dan teman-temannya untuk membantunya mengerjakan
pekerjaannya, gandum-gandum ini tidak akan dipanen dalam waktu dekat.
Beberapa hari kemudian,
gandum-gandum di ladang menjadi sangat matang, dan disaat angin bertiup
menggoyangkan batangnya, beberapa butir biji gandum jatuh bertaburan di atas
kepala burung Lark yang masih muda.
"Jika gandum ini tidak kita
panen dalam waktu dekat," kata sang Petani, "kita akan kehilangan
setengah dari hasil panen. Kita tidak dapat menunggu datangnya bantuan dari
teman-teman kita. Besok kita harus memulai pekerjaan kita, tanpa bantuan orang
lain."
Ketika burung Lark muda memberi tahu
induknya tentang segala sesuatu yang mereka dengar dari sang Petani, Induknya
berkata:
Kalau begitu, kita harus
meninggalkan sarang ini secepatnya. Saat seorang manusia mengambil keputusan
untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain, yakinlah
bahwa mereka tidak akan menunda pekerjaannya lagi."
Sore itu juga, semua anak-anak
burung mengepak-ngepakkan sayapnya dan mencoba untuk terbang, dan saat matahari
terbit pada keesokan harinya, Petani dan anak-anaknya mulai bekerja memotong
dan memanen gandum yang telah matang. Di ladang gandum tersebut, mereka
menemukan sebuah sarang burung Lark yang telah kosong dan ditinggalkan oleh
penghuninya. Edits by jaka gesik
Bekerja sendiri dan tidak bergantung pada bantuan orang
lain, adalah hal yang terbaik.
Burung Merak yang Angkuh dan Bangau
Seekor burung merak yang berjalan
dengan penuh keangkuhan, suatu hari bertemu dengan seekor burung bangau, dan
untuk membuat sang Bangau kagum, dia merentangkan bulunya yang indah di bawah
sinar matahari.
"Lihat," katanya.
"Dapatkah kamu mengalahkan keindahan ku? Saya bermandikan kemewahan dan
pelangi, sedangkan bulu mu kusam kelabu seperti debu!"
Sang Bangau merentangkan sayapnya
lebar-lebar dan terbang jauh tinggi ke atas.
"Ikutilah saya kalau kamu
bisa," Kata sang Bangau. Tetapi sang Merak hanya bisa berdiri terpaku
karena burung merak termasuk jenis burung yang tidak dapat terbang, sedangkan
sang Bangau terbang melayang-layang di langit biru dengan bebasnya. Edits by jaka gesik
Kegunaan lebih berharga dan lebih penting dibandingkan hal
yang bersifat hiasan.
Cerita Gunung
Seorang anak dan ayahnya sedang
berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia terluka dan berteriak
: "AAAhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada
suara pantulan dari gunung sebelah."AAhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!."
Dengan penuh rasa penasaran, diapun
kembali berteriak : "Siapa kamu?" Diapun menerima kembali jawaban
yang sama : Siapa kamu?" dan kemudian dia berteriak ke gunung itu:
"Saya mengagumimu!" dan suara itupun kembali : "Saya
mengagumimu!."
Dengan muka marah pada jawaban itu,
dia berteriak : "Penakut" Dia masih menerima jawaban yang sama,
"Penakut!."
Dia menatap ayahnya dan bertanya :
"Apa yang sedang terjadi?" Ayahnya sembari tersenyum dan berkata :
"Sayang, perhatikan." Kembali ayah akan berteriak : "Kamu
Juara." Diapun menerima jawaban yang sama : "Kamu Juara."
Anak ini kembali kaget dan tidak
mengerti mengapa itu bisa terjadi, kemudian Ayahnya menjelaskan bahwa itulah
yang disebut dengan ECHO (Gema suara), tetapi itulah sesungguhnya hidup.
Segalanya akan kembali kepada kita,
apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan. Hidup kita secara sederhana
adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat. Edits by jaka gesik
Jika kamu ingin lebih banyak cinta dalam dunia,
maka ciptakanlah Cinta dalam Hatimu.
Jika Kamu ingin lebih berkemanpuan dalam timmu,
maka tingkatkanlah kemampuanmu
"Hidup akan memberikan kembali kepadamu, apa yang telah kamu berikan kepadanya. Dalam segala hal."
maka ciptakanlah Cinta dalam Hatimu.
Jika Kamu ingin lebih berkemanpuan dalam timmu,
maka tingkatkanlah kemampuanmu
"Hidup akan memberikan kembali kepadamu, apa yang telah kamu berikan kepadanya. Dalam segala hal."
Dua Ekor Kambing
Dua ekor kambing berjalan dengan
gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu
secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang
dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh,
telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang
dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara
bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor
kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani
pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa
ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka
untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.
Saat salah satu kambing menapakkan
kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga
menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di
tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling
mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya
jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di
bawahnya. Edits by jaka gesik
Lebih baik mengalah daripada
mengalami nasib sial karena keras kepala.
Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang
Dua orang berjalan mengembara
bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang
yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.
Salah satu pengembara, hanya
memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah
pohon yang berada dekat dengannya.
Pengembara yang lain, merasa tidak
dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke
tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering
mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah
meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak
berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar
atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan
kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan
pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon
kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah
beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di
katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata,"
kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan
bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak
menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya." Edits by jaka gesik
Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.
Dua Orang yang Memperebutkan Bayangan Keledai
Seorang pengembara menyewa seekor
keledai untuk membawanya ke suatu tempat yang jauh. Pemilik keledai itu juga
ikut pergi beserta pengembara itu, berjalan di sampingnya untuk menuntun sang
Keledai dan menunjukkan jalan.
Jalan menuju tempat yang di tuju
adalah jalan yang tandus di mana tidak ada sebatang pohon pun yang tumbuh di
sepanjang jalan. Karena matahari bersinar sangat terik, pengembara itu akhirnya
memutuskan untuk berhenti sejenak dan beristirahat, dan karena tidak ada tempat
untuk berteduh dapat ditemukan di tempat itu, pengembara itu lalu
duduk di bawah bayang-bayang sang Keledai.
Sekarang panas matahari juga telah
mempengaruhi si pemilik keledai, sehingga pemilik keledai tersebut juga
berharap untuk bisa beristirahat di bawah naungan bayangan sang Keledai, ia
mulai bertengkar dengan pengembara dan mengatakan bahwa pengembara itu hanya
menyewa keledainya, dan tidak termasuk bayangan dari sang Keledai.
Tidak lama kemudian, mereka saling
berkelahi tanpa menyadari bahwa sang Keledai berjalan pergi meninggalkan mereka
berdua. Edits by jaka gesik
Karena bertengkar memperebutkan sesuatu yang tidak nyata,
kita kadang kehilangan harta yang paling utama.
Gembala dan Janji-Janjinya
Seorang gembala domba, suatu hari
menghitung jumlah gembalaannya, dan menemukan bahwa sejumlah domba telah hlang.
Karena marah, sang Gembala berkata
dengan lantang bahwa dia akan menangkap dan menghukum pencuri yang mengambil
dombanya. Sang Gembala menduga bahwa seekor serigalalah yang memangsa
domba-dombanya dan untuk itu, sang Gembala berjalan menuju ke pergunungan
berbukit di mana pada pegunungan tersebut terdapat sebuah gua yang menjadi
sarang serigala. Sebelum berangkat, sang Gembala berdoa kepada Tuhan agar
menolongnya menemukan pencuri ternaknya, dan untuk itu, sang Gembala berjanji
akan mengurbankan seekor domba yang gemuk sebagai rasa syukurnya nanti.
Sang Gembala kemudian mencari
kesana-kemari sepanjang hari, tetapi dia tak menemukan seekor serigalapun, dan
saat dia melewati gua besar di sisi pegunungan, seekor singa besar berjalan
keluar dengan membawa seekor domba dimulutnya. Dalam rasa ketakutan yang amat
sangat, dengan badan dan kaki gemetaran, sang Gembala langsung
berlutut dan berdoa kembali kepada Tuhan.
"Ya Tuhan, hamba tidak sadar
bahwa apa yang tadinya saya minta akan menjadi seperti ini. Tolonglah hamba-Mu
ini sekarang, hamba berjanji akan memberikan hewan kurban berupa seekor sapi
yang besar apabila pencuri domba ini pergi menjauh dari sini!" Edits by jaka gesik
Janganlah meminta sesuatu secara gamblang, hal-hal yang
membuat kamu menyesal apabila benar-benar terjadi.
Gembala dan Kambing yang Tanduknya Patah
Seekor kambing terpisah dari
kawanannya karena mencari rumput yang lebih hijau yang dilihatnya di kejauhan.
Sang Gembala yang melihat kambing tersebut, berteriak memanggilnya, tetapi sia-sia
karena sang Kambing tidak memperhatikan dan mendengarkan teriakannya. Sang
Gembala lalu mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke kambing tersebut
hingga salah satu tanduknya patah.
Sang Gembala menjadi ketakutan.
"Mohon jangan laporkan kepada
tuanku," kata sang Gembala.
"Tidak perlu," jawab sang
Kambing, "tandukku yang patah akan berbicara nantinya!" Edits by jaka gesik
Perbuatan jahat tidak akan dapat ditutupi.
Gembala Kambing dan Kambing Liar
Pada suatu hari yang dingin,
dimana badai dan angin bertiup kencang, seorang gembala kambing menggiring
kambing-kambingnya ke tempat perlindungan di sebuah gua. Ternyata dalam gua itu
juga didapati segerombolan kambing hutan ikut berteduh. Sang Gembala sangat
ingin membuat agar gerombolan kambing hutan hutan itu mau menjadi bagian dari
ternaknya. Untuk itu, sang gembala memberi mereka makanan yang baik hingga
sekenyang-kenyangnya. Sedangkan untuk kambing gembalaannya sendiri, hanya
diberi makan sedikit. Saat cuaca menjadi terang, sang Gembala pun menggiring
kambing-kambingnya keluar bersama dengan gerombolan kambing hutan. Saat
gerombolan kambing hutan keluar dari gua, kambing tersebut meninggalkan sang
Gembala dan meneruskan perjalanannya ke sepanjang bukit .
Inikah bentuk terima kasih kalian
setelah saya memperlakukan kalian dengan baik dan memberi kalian makanan yang
banyak?" tanya sang Gembala.
"Jangan berharap kami akan ikut
gerombolan ternakmu," kata seekor kambing hutan. "Kami tahu bagaimana
kamu akan memperlakukan kami nantinya saat segerombolan ternak baru datang,
seperti kamu memperlakukan kambing-kambingmu saat kami datang tadi." Edits by jaka gesik
Tidaklah bijak untuk memperlakukan teman lama dengan jelek
saat memiliki teman yang baru.
Katak dan Tikus
Ketika seekor tikus muda yang
mencari petualangan baru, berjalan menyusuri pinggiran kolam di mana di kolam
tersebut tinggallah seekor katak. Saat katak tersebut melihat tikus, dia
berenang menuju ke tepi kolam dan berkata:
"Maukah kamu mengunjungi saya?
Saya berjanji kamu akan senang."
Sang Tikus tidak berpikir panjang
lagi, karena dia sangat ingin berpetualang ke seluruh dunia dan melihat segala
yang ada di dunia. Tetapi walaupun dia bisa berenang sedikit, dia tidak berani
untuk masuk dan berenang di kolam tanpa bantuan.
Sang katak memiliki akal, agar sang
Tikus bisa yakin bahwa katak akan dapat selalu membantu sang Tikus saat
berenang di kolam, dia mengikat kaki tikus tersebut ke kakinya sendiri dengan
seutas tali. Lalu dia melompat ke dalam kolam, sambil menarik teman jalannya
yang bodoh bersamanya.
Sang tikus yang terbawa-bawa
berenang bersama katak akhirnya merasa cukup dan ingin kembali ke pinggiran
kolam; tetapi sang Katak yang jahat memiliki rencana lain. Dia kemudian menarik
Sang Tikus masuk ke dalam air dan menenggelamkannya sehingga meninggal. Tetapi
sebelum sempat melepaskan tali yang mengikat dia dengan tikus yang telah
meninggal, seekor elang terbang menyambar ke bawah, menangkap tikus dan
membawanya pergi, bersama Sang Katak yang tergantung-gantung pada kaki tikus.
Saat itulah, Sang Elang sadar bahwa dengan sekali sambar mendapatkan dua
makanan sekaligus untuk makan siangnya. Edits by jaka gesik
Siapa yang menyakiti orang lain, sering mendapatkan ganjaran
atas kelicikannya.
Hercules dan Pembawa Gerobak
Seorang petani sedang mengemudikan
gerobaknya di pinggir jalan yang berlumpur setelah hujan keras. Saat itu
kuda-kudanya mengalami kesulitan untuk menyeret gerobak yang penuh muatan
melalui lumpur yang dalam, dan akhirnya gerobak itu berhenti secara tiba-tiba
ketika salah satu rodanya terperosok kedalam lumpur.
Petani itu kemudian turun dari
tempat duduknya dan berdiri disamping gerobak itu sambil memandang gerobaknya,
tetapi tidak ada upaya dan usaha yang dilakukan oleh petani yang membawa
gerobak tersebut untuk mengeluarkan roda itu dari dalam lumpur. Dia hanya
mengutuk dirinya sendiri akan nasib malang yang menimpanya, lalu dia
berteriak-teriak memanggil Hercules dengan suara keras untuk datang membantu
dan menolongnya, saat itulah Hercules muncul, dan berkata: "Letakkan
pundakmu di roda itu dan perintahkan kudamu untuk menariknya. Apakah kamu pikir
kamu akan dapat memindahkan gerobak itu hanya dengan memandangnya dan
mencercanya? Saya tidak akan menolongmu kecuali kamu melakukan usaha untuk
menolong dirimu sendiri."
Dan ketika petani itu menaruh pundaknya pada roda itu dan memerintahkan kudanya untuk menariknya, gerobak itu bergerak dengan sangat cepat dan akhirnya bisa keluar dari lumpur, dan dengan segera petani itu kembali mengendarai gerobaknya dengan hati yang senang karena mendapatkan satu pelajaran. Edits by jaka gesik
Membantu diri sendiri adalah bantuan yang sangat berharga
Tuhan akan menolong hamba-Nya yang menolong dirinya sendiri.
Dan ketika petani itu menaruh pundaknya pada roda itu dan memerintahkan kudanya untuk menariknya, gerobak itu bergerak dengan sangat cepat dan akhirnya bisa keluar dari lumpur, dan dengan segera petani itu kembali mengendarai gerobaknya dengan hati yang senang karena mendapatkan satu pelajaran. Edits by jaka gesik
Membantu diri sendiri adalah bantuan yang sangat berharga
Tuhan akan menolong hamba-Nya yang menolong dirinya sendiri.
Katak dan Tikus
Ketika seekor tikus muda yang
mencari petualangan baru, berjalan menyusuri pinggiran kolam di mana di kolam
tersebut tinggallah seekor katak. Saat katak tersebut melihat tikus, dia
berenang menuju ke tepi kolam dan berkata:
"Maukah kamu mengunjungi saya?
Saya berjanji kamu akan senang."
Sang Tikus tidak berpikir panjang
lagi, karena dia sangat ingin berpetualang ke seluruh dunia dan melihat segala
yang ada di dunia. Tetapi walaupun dia bisa berenang sedikit, dia tidak berani
untuk masuk dan berenang di kolam tanpa bantuan.
Sang katak memiliki akal, agar sang
Tikus bisa yakin bahwa katak akan dapat selalu membantu sang Tikus saat
berenang di kolam, dia mengikat kaki tikus tersebut ke kakinya sendiri dengan
seutas tali. Lalu dia melompat ke dalam kolam, sambil menarik teman jalannya
yang bodoh bersamanya.
Sang tikus yang terbawa-bawa berenang
bersama katak akhirnya merasa cukup dan ingin kembali ke pinggiran kolam;
tetapi sang Katak yang jahat memiliki rencana lain. Dia kemudian menarik Sang
Tikus masuk ke dalam air dan menenggelamkannya sehingga meninggal. Tetapi
sebelum sempat melepaskan tali yang mengikat dia dengan tikus yang telah
meninggal, seekor elang terbang menyambar ke bawah, menangkap tikus dan
membawanya pergi, bersama Sang Katak yang tergantung-gantung pada kaki tikus.
Saat itulah, Sang Elang sadar bahwa dengan sekali sambar mendapatkan dua
makanan sekaligus untuk makan siangnya. Edits by jaka gesik
Siapa yang menyakiti orang lain, sering mendapatkan ganjaran
atas kelicikannya.
Katak yang bermulut besar
Seekor katak tua mengumumkan ke
semua tetangganya bahwa dia telah belajar menjadi seorang dokter dan dapat
menyembuhkan segala macam penyakit. Seekor rubah yang menjadi tetangganya,
bergegas menemui sang Katak Tua ini. Dia lalu mengamati sang Katak dengan
cermat.
"Tuan Katak," kata sang
Rubah, "Saya diberi tahu bahwa kamu bisa menyembuhkan penyakit apapun!
tetapi coba lihat dirimu sendiri, dan cobalah beberapa obat buatanmu untuk
dirimu sendiri juga. Jika kamu bisa menyembuhkan kerutan-kerutan pada kulitmu
dan penyakit rematik yang sekarang kamu derita, orang akan percaya kepadamu.
Kalau tidak sembuh, saya menyarankan agar kamu mengganti pekerjaanmu." Edits by jaka gesik
Siapa yang ingin memperbaiki orang lain, seharusnya
memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu.
Keledai Bodoh dan Anjing Kesayangan Tuannya
Di suatu masa, hiduplah seekor
keledai yang tuannya memiliki seekor anjing juga. Anjing ini merupakan
kesayangan tuannya dan sering menerima banyak tepukan, belaian dan kata-kata
manis, beserta makanan enak yang langsung berasal dari piring tuannya. Setiap
hari anjing ini akan berlari menyambut tuannya, bermain-main dengan
gembira, melompat naik ke pangkuan tuannya sambil menjilati tangan dan wajah
tuannya.
Semua ini disaksikan oleh sang
keledai dengan rasa cemburu. Walaupun ia mendapatkan makanan yang cukup, ia
tetap harus bekerja keras; disamping itu, tuannya jarang memperhatikan sang
keledai.
Sekarang sang Keledai yang iri hati,
memiliki gagasan konyol untuk mengambil hati tuannya, dan mencoba bertindak
seperti anjing tuannya. Jadi suatu ketika, ia meninggalkan kandangnya dan masuk
ke rumah dengan bersemangat.
Melihat tuannya yang sedang makan di
meja makan, ia lalu menendang-nendangkan kakinya ke atas, dengan ringkikan
parau, melompat-lompat dan berlari mengelilingi meja makan. Lalu ia pun
meletakkan kedua kaki depannya di pangkuan tuannya dan menjilatkan lidahnya ke
wajah tuannya, persis seperti apa yang biasanya di lakukan oleh sang Anjing.
Tetapi karena berat, keledai dan tuannya jatuh bergulingan di atas
piring-piring yang pecah dan jatuh dari meja.
Tuannya yang terkejut dengan
kelakukan aneh sang Keledai, berteriak minta tolong, dan tidak lama kemudian
beberapa pelayan datang. Saat melihat betapa berbahayanya tindakan sang Keledai
terhadap tuannya, mereka mengambil kayu dan mengusir keledai itu keluar kembali
ke kandangnya. Di sanalah sang Keledai duduk dan menyesali kebodohannya yang
hanya membawa pukulan di tubuhnya.
Edits by jaka gesik
Jangan mencoba mencari perhatian dengan melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan sifat dan karaktermu.
Keledai dan Garam Muatannya
Seorang pedagang, menuntun
keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah
melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali
ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di
tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil
membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat,
kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam
air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban
yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika
mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Pada hari berikutnya, sang Pedagang
kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin
saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya
tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya
kembali dengan cara itu.
Pedagang yang merasa marah, kemudian
membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati
dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka
kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan
diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang
keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret
dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari
sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai. Edits by jaka gesik
Cara yang sama tidak cocok digunakan untuk segala situasi.
Keledai dan Pemiliknya
Seekor keledai dituntun oleh
pemiliknya melewati sebuah jalan yang sempit di pinggiran jurang. Sang Keledai
tiba-tiba memutuskan untuk tidak memperdulikan tuntunan dari pemiliknya dan mencoba
untuk memilih jalan yang diinginkannya. Dia bisa melihat jalan yang ada di
bawah jurang, dan berpikir bahwa jalan yang tercepat untuk mencapai jalan di
bawah jurang adalah dengan cara menuruni jurang tersebut. Saat dia ingin
meloncat ke dalam jurang, pemiliknya dengan cepat menangkap ekornya dan menahan
serta menarik mundur keledai tersebut agar tidak melompat ke dalam jurang,
tetapi sang Keledai yang keras kepala dan bodoh terus meronta-ronta sekuat
tenaga.
Karena pemiliknya tidak kuat lagi
untuk menahan keledai yang meronta-ronta ingin melompat ke jurang, pemiliknya
lalu berkata "Baiklah, pergilah ke arah yang kamu mau, binatang bodoh, dan
nanti kita lihat apa yang terjadi."
Saat pemiliknya melepaskan ekornya,
sang Keledai melompat ke dalam jurang dan akhirnya meluncur sepanjang jurang
yang terjal dengan kaki di atas dan kepala di bawah, terbentur sepanjang
dinding jurang yang curam. Edits by
jaka gesik
Mereka yang tidak mau mendengarkan nasehat yang baik dari
orang yang lebih bijaksana, akan mengalami nasib yang buruk.
Keledai Yang Memakai Kulit Singa
Seekor keledai menemukan sebuah
kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia
kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi
di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang
lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan
lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.
Keledai tersebut begitu senang
melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja
hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan
keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma
ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama
dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu.
Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti
seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai
kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu,
mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan
mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau." Edits by jaka gesik
Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan
penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa
dirinya sebenarnya.
Keledai yang Pongah
Seekor keledai beristirahat dalam
jangka waktu yang cukup lama dan banyak menerima makanan yang baik. Karena itu
dia merasa sangat kuat, berjingkrak-jingkrak dengan angkuh, dan mengangkat
kepalanya tinggi-tinggi.
"Ayah saya pasti dulunya adalah
kuda balapan," katanya. "Aku bisa merasakannya dengan jelas."
Hari berikutnya, majikannya mulai
mempekerjakannya dengan keras dan malam itu dia menjadi sangat kecapaian dan
sedih.
"Saya salah," katanya.
"Ayah saya hanyalah seekor keledai."
Kelelawar dan Musang
Seekor kelelawar tanpa sengaja masuk
ke dalam sarang seekor musang yang dengan cepat menangkapnya. Sang Kelelawar
memohon-mohon agar dilepaskan, tetap sang Musang tidak mau mendengarkannya.
"Kamu adalah seekor
tikus," katanya, "dan Saya sangat membenci tikus. Setiap tikus yang
saya tangkap, akan saya mangsa!"
"Tapi saya bukan seekor
tikus!" teriak sang Kelelawar. "Lihatlah sayapku, dapatkan seekor
tikus terbang?, Saya adalah seekor burung! mohon lepaskanlah saya!"
Sang Musang mengakui bahwa sang
Kelelawar bukanlah seekor tikus sehingga melepaskannya pergi. Tetapi beberapa
hari kemudian, kelelawar yang malang ini, tersesat lagi ke dalam sarang musang
yang lain. Dan kebetulan musang ini bermusuhan dengan burung. Sang Musangpun
menangkap dan bersiap untuk memangsa sang Kelelawar.
"Kamu adalah seekor
burung," katanya, "dan saya akan memangsa kamu!"
"Apa?" teriak sang
Kelelawar, "Saya? adalah burung? Mengapa kamu berkata begitu? semua burung
memiliki bulu! Saya tidak memiliki bulu karena saya adalah seekor tikus."
Akhirnya sang Kelelawarpun selamat
dari bahaya untuk kedua kalinya. Edits
by jaka gesik
Tempatkanlah layarmu kemanapun angin bertiup. Sesuaikan
dirimu dengan kondisi yang kamu alami.
Kelinci dan Anjing Pemburu
Seekor anjing pemburu yang
mengejar-ngejar seekor kelinci, dan setelah beberapa lama, sang Anjing menyerah
dan menghentikan pengejarannya. Kebetulan kejadian itu disaksikan oleh seorang
gembala yang langsung mengejek sang Anjing dan berkata:
"Hewan yang lebih kecil
ternyata larinya lebih kencang dibandingkan dengan kamu,"
Sang Anjing menjawab, "Tidakkah
kamu melihat perbedaan di antara kami? Saya berlari untuk mendapatkan makanan,
sedangkan sang Kelinci berlari untuk mempertahankan hidupnya."
Keinginan menentukan kerasnya suatu usaha.
Kelinci dan Telinganya yang Panjang
Seekor singa terluka karena tersedak
oleh sebuah tanduk kambing hutan yang tidak sengaja tertelan sewaktu makan. Dia
menjadi sangat marah dan menganggap bahwa semua hewan yang menjadi mangsanya
seharusnya tidak memiliki tanduk yang berbahaya seperti itu, yang dapat
membuatnya terluka saat makan. Karena itu dia lalu memerintahkan semua hewan
yang memiliki tanduk, segera meninggalkan hutannya dalam waktu satu hari.
Perintahnya membuat semua hewan
dalam hutan menjadi ketakutan. Semua hewan yang memiliki tanduk, secepatnya
berkemas-kemas dan meninggalkan hutan tersebut. Termasuk seekor kelinci, yang
kita tahu, tidak memiliki tanduk. Kelinci tersebut begitu khawatirnya sampai
susah tidur di malam itu dan bermimpi buruk tentang singa.
Dan ketika dia keluar dari sarangnya
di pagi hari, dilihatnya bayangan dirinya di tanah, dengan telinganya yang
panjang, seolah-olah dia memiliki tanduk yang sangat panjang, sang Kelinci
menjadi sangat ketakutan.
"Selamat tinggal tetanggaku
semua," katanya. "Saya akan meninggalkan hutan ini. Sang Singa pasti
menganggap bahwa telinga saya ini adalah tanduk, walaupun itu tidak
benar." Edits by jaka gesik
Jangan biarkan musuhmu memiliki alasan untuk menjatuhkan
kamu.
Kelinci Penakut dan Kodok
Kelinci, seperti yang kita tahu
merupakan makhluk yang penakut. Sedikit saja bayangan yang mucul, akan membuat
mereka lari terbirit-birit bersembunyi. Suatu ketika, mereka berdiskusi
bagaimana cara agar mereka bisa terhindar dari ketakutan. Saat mereka sedang
ribut berdiskusi, tiba-tiba bunyi suatu suara yang aneh sehingga kelinci-kelinci
tersebut lari ketakutan menuju ke sarangnya. Saat itu mereka berlari melewati
sebuah kolam, di mana pada kolam tersebut tinggallah keluarga kodok yang sedang
duduk di alang-alang pinggiran sungai. Dalam sekejap mata, kodok-kodok yang
terkejut melihat kelinci yang berlarian, berhamburan lari dan melompat masuk ke
dalam kolam.
"Lihat," teriak seekor
kelinci, "kita seharusnya tidak perlu terlalu khawatir dengan sifat
penakut kita, di sini masih ada makhluk yang lebih penakut dan takut kepada
kita!" Edits by jaka gesik
Bagaimana pun jeleknya nasih yang kita alami, masih
ada yang bernasib lebih jelek dibandingkan dengan kita.
Kepiting Muda dan Ibunya
"Mengapa kamu berjalan ke arah
samping seperti itu?" tanya ibu kepiting kepada anaknya. "Kamu harus
berjalan lurus ke depan dengan jari-jari kaki yang menghadap keluar."
"Perlihatkanlah saya cara
berjalan yang baik bu," kata kepiting kecil itu kepada ibunya, "Saya
sangat ingin belajar."
Mendengar kata anaknya, ibu kepiting
tersebut mencoba untuk berjalan lurus ke depan. Tetapi dia hanya bisa juga
berjalan ke arah samping, seperti cara anaknya berjalan. Dan ketika ibu
kepiting tersebut mencoba untuk memutar jari-jari kakinya ke arah luar, dia
malah tersandung dan terjatuh ke tanah dengan hidung terlebih dahulu. Edits by jaka gesik
Jangan menjelaskan bagaimana orang harus bertindak
kecuali kamu dapat memberikan contoh yang baik
Kerbau dan Kambing
Seekor kerbau jantan berhasil lolos
dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut
sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap
saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing
jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing
jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan
tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa.
Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar
sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang
kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam
saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut
kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak
akan pernah kamu lupakan." Edits
by jaka gesik
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang
lain.
http://taipannnewsss.blogspot.co.id/2018/01/6-cara-mudah-mencintai-diri-sendiri.html
BalasHapushttp://taipannnewsss.blogspot.co.id/2018/01/ilmuan-temukan-gua-bawah-air-terpanjang.html
http://taipannnewsss.blogspot.co.id/2018/01/ini-yang-terjadi-pada-tubuh-sewaktu.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
Bagus sekali. Aku suka artikel ini
BalasHapusLumayan buat nulis literatur di masa pandai nih
BalasHapusPendemi
HapusKarena Aesop ini hidup jaman sebelum masehi. Kemungkinan Aesop ini seorang Nabi yang diutus untuk bangsa Yunani.
BalasHapusMohon ijin untuk di copy. mau kirim keanak saya tiap hari untuk wejangan masa kecilnya
F for Aesop
BalasHapusNTR
BalasHapus